Cerita kali ini adalah kelanjutan dari artikel saya sebelumnya mengenai 5 pengalaman paling menyenangkan selama di Malaysia (Malaysia Part II).
Karena seharusnya ada lima jenis pengalaman yang paling menyenangkan selama di Malaysia, nah disini saya lanjutkan poin ketiga sampai dengan kelima-nya yaa..
Ketiga: Melihat Twin Tower/Menara Kembar Petronas Well, kayaknya kalau ke Malaysia belum lengkap kalau tidak berkunjung atau setidaknya berfoto di twin tower ya. Nah, selama 4 hari di Malaysia saya setiap hari ngelewatin twin tower (lewat doang :D). Kebetulan karena saya nginapnya di asrama IIUM, jadi kalau mau ke hotel tempat diselenggarakannya acara conference harus ngelewatin Suria KLCC yang di atas gedungnya langsung keliatan twin-towernya(hehe kampungan ya saya, tapi gapapa lah :D)
Selama empat hari disana, selama empat hari itu juga saya fotoin terus tuh gedung twin tower kalau pulang ataupun berangkat. Gak kenapa-kenapa sii, karena gak ada kerjaan aja hehe. Dan ini perjalanan pertama ke luar negeri dan didapetinnya ada perjuangan tersendiri jadi yaa berasa gitu deh, masih gak nyangka akhirnya bisa ke luar negeri meskipun ke Negara tetangga yang deket, Alhamdulillah ya gratis lagi hoho. Jadi kerjaan saya ya kebanyakan foto-foto 😀
Oiya Suria KLCC itu salah satu pusat perbelanjaan yang cukup sibuk di Kuala Lumpur yang letaknya tepat di bawah menara kembar Petronas, isinya berbagai macam toko yang berjejer setinggi lima lantai. Di luar gedung alias di depan Suria KLCC itu ada taman KLCC deh kalau gak salah namanya, taman dengan kolam air mancur, taman bermain dan ada trek joggingnya juga. Jadi kalau sore hari tempat ini ramai dikunjungi pengunjung, entah yang mau belanja, bermain, olah raga (jogging) atau sekedar jalan-jalan kayak saya hehe.

Keempat: Pengalaman Jadi “Mahasiswi” IIUM International Islamic University of Malaysia atau IIUM adalah kampus yang letaknya di Gombak, Selangor. Jadi untuk menghemat biaya akomodasi alias penginapan, saya menginap di salah satu kamar asrama milik mahasiswi asal Indonesia. Kebetulan waktu itu si pemilik kamar lagi pulang ke Indonesia, jadi saya bisa numpang disana. Jarak antara Gombak ke lokasi conference tidak terlalu jauh, apalagi sistem transportasi di Malaysia yang sudah maju dan jalanannya tidak macet. So, ini menjadi pengalaman tersendiri yang berharga, bukan? Sekali lagi, saya bersyukur bisa jalan-jalan gratis 😀 Nah, maksud dari pengalaman menjadi “mahasiswi” IIUM ini adalah saya jadi bisa ngerasa gimana kehidupan di IIUM. Mulai dari asramanya yang enak banget, nyaman, jauh dari keributan, ada dapur bersama, kamar mandi bersih terawat, dan pengalaman lainnya selayaknya mahasiswa IIUM. Mulai dari naik bus ngelilingin kampus sampai menyicipi berbagai macam makanan enak plus murah di kantin IIUM. Waaah enak banget deh, harganya pun yaa 11-12 lah dengan di Jakarta.

Contohnya nasi goreng, harganya sekitar 3,5-4 RM atau sekitar 12.00 rupiah lah ya, itu udah dapet porsi komplet dan banyak! Wow! Saya sampai terheran-heran dengan porsinya yang banyak banget (bagi saya lho ya yang makannya sedikit hho). Overall, setelah mencoba berbagai makanan selama empat hari, makanan yang paling saya sukai dan yang selalu ngangenin adalah Tongseng! Kebetulan yang jual adalah orang asal Aceh yang sudah lama menetap di Malaysia. Hmmm itu adalah tongseng terenak yang pernah saya makan! Rasanya gurih gurih dan pedes enak banget deh! Kalau saya ke Malaysia lagi, tongseng ini akan jadi makanan yang akan saya hunting duluan 🙂

Kelima: Exploring the MRT/LRT Sebenarnya saya kurang paham bedanya MRT atau LRT. Jadi disini saya pake istilah dua-duanya aja ya. Kalau misalnya ada yang salah, boleh dikoreksi. Ini pengalaman yang berkesan juga 🙂 karena di Indonesia belum ada MRT ataupun LRT, jadi selama di Malaysia saya berkesempatan deh ngerasain naik MRT/LRT (lagi lagi saya agak kampungan, maapin ya pemirsah).

Ok jadi gini, kalau di Indonesia kan kalau mau naik kereta sekarang sudah ada sistem kartu elektronik commuter line yang bisa diisi ulang dan saldo di kartu itu akan otomatis kepotong kalau udah keluar dari stasiun pemberhentian. Kalau di Malaysia, naik MRT/LRT pakenya koin plastik. Cara pembelian tiketnya pun lumayan gampang. Kita tinggal ke mesin tiket berlayar sentuh, pilih bahasa, pilih tujuan yang mau dikunjungi dan nanti akan ada pilihan untuk berapa orang. Udah gitu, keluar deh total yang harus dibayar dan kita tinggal masukin uang kita ke dalam mesin. Harganya macam-macam sesuai jarak, yaa sekitar 1-4 RM. Terus kalau udah masukin uang dan diproses, mesinnya ngeluarin koin gitu, lengkap bersama kembalian. Koinnya ukurannya kecil warna biru. Koin ini gak boleh ilang lho ya, soalnya nanti harus dimasukin lagi ke gate keluar ke dalam sebuah mesin melalui lobang seperti celengan. Kalau tadi pas mau masuk stasiun awal, kita hanya men-tap kan koinnya di gate masuk. Gampang kan?
Hal yang paling enak di Malaysia adalah, penunjuk arah dan peta di semua tempat terpampang begitu jelas. Entah itu di Bandara, di Terminal Bus, di Stasiun, sampai di lorong khusus pejalan kaki. Oiya sedikit cerita mengenai awal kedatangan yaa.. Setelah turun dari pesawat di KLIA, saya dan penumpang lainnya naik bus ke dalam terminal bandara. Nah untuk ambil baggage kita, harus naik Aerotrain khusus dalam bandara yang menghubungkan ke tempat baggage claim. Sampai disini saja saya sudah terkagum melihat sistem transportasinya yang ada karena di Indonesia belum ada yang seperti ini hehe.

Kemudian, dari Bandara KLIA ke pusat kota Kuala Lumpur tidak ada jalur MRT/LRT. Jarak kota KL ke bandara lumayan jauh, sekitar 1 jam-an menggunakan Bus. Bisa juga sii pakai taxi, tergantung budget teman-teman. Kalau yang bepergian ala backpacker seperti saya, naik Bus saja sudah ok. Harganya waktu itu 10 RM alias Rp 35.000-an, murah kan? Setiba di Terminal KL Sentral, untuk naik MRT/LRT harus naik tangga ke atas, jadi Bus-nya tadi berhenti di bawah KL Sentral-nya.

Waktu itu saya harus memastikan dulu rute dari tempat conference ke asrama IIUM seperti apa. Ternyata gampang, hanya jalan kaki dan naik MRT/LRT saja. Tidak perlu naik bus atau taxi lagi. Dari KL Sentral saya naik MRT/LRT ke arah Prince Hotel and Residence, kalau tidak salah lokasinya namanya Bukit Bintang. Ada yang menarik bagi saya, karena saya tinggal di asrama IIUM dan tiep hari bolak-balik ke Bukit Bintang itu menggunakan MRT/LRT, saya perlu berjalan kaki dari stasiun Gombak melewati KLCC kearah Prince Hotel.
Yang menarik adalah, ada jalur khusus bagi pejalan kaki. Bentuknya seperti jembatan penyebrangan yang mirip jembatan Bus Transjakarta, hanya saja lebih lebar, lebih rapi dan lebih nyaman karena ada petunjuk jalan. Jadi bukan seperti jembatan biasa, jalur penjalan kaki ini mirip seperti jalan raya hanya saja bentuknya jembatan (Maafkan bahasa saya yang jika ribet dimengerti :D) Jembatan pejalan kaki ini sangat padat ketika pagi dan sore hari (jam berangkat kerja dan jam pulang kerja). Karena jembatan ini luas dan panjang seperti halnya jalan raya, ada beberapa tikungan alias pembelokan lengkap dengan peta petunjuk arah dan petugas yang jaga-jaga kalau mau nanya arah.
Beruntung banget yah pejalan kaki di negara ini, jalurnya khusus dan lebar pula. Gak akan takut diserempet motor karena gak bakal ada kendaraan yg nyempil masuk sini. Ah, jadi ingat di tempat saya kadang trotoar buat pejalan kaki pun dipake tuh buat yg suka nerobos pas lagi macet. Alhasil, para pejalan kaki pun macet. Dimana yaa itu? Semoga nanti di daerah saya ada seperti ini yah. Amiin.. Oke deh, Penampakannya “jalan raya” khusus pejalan kaki itu seperti ini 😀

Well, itu dia rangkuman hal yang paling menyenangkan selama di Malaysia. Sebenarnya bukan paling menyenangkan, tapi itulah hal-hal yang saya lakukan, hanya itu! Menginap di asrama IIUM, naik MRT/LRT, jalan melewati lorong jembatan, terus hadir di acara conference dari pagi sampai sore! Jadi mau gak mau ya itu oleh-oleh perjalanannya hehe. Saya yang hanya empat hari disana memang tidak sempat jalan-jalan karena diijinkan cuti hanya empat hari. Besoknya sudah harus masuk kantor lagi 😀 (anak kuliah yang nyambi ngantor ckck). Bailah, that’s it! Thanks for reading guys 🙂
sistem bayaran MRT/LRT/Rapid Bus ada pelbagai di Malaysia..selain guna koin boleh juga guna touch n go( e-pay) yang dibisa diguna juga untuk bayar pakir atau bayar tol… bisa di ditambah nilai dimana mana-mana termasuk toko seven eleven..juga mykad (kartu penduduk) bisa diguna sebagai touch n go..
LikeLike
Dari KLIA ke kuala lumpur ada ERL ( keretapi berkelajuan 160 km/jam )
LikeLike
thanks for your nice info
LikeLike
Assalamualaikum
Membaca tulisan mengenai perkara-perkara yang menyenangkan hati anda membuatkan saya teringat kepada kata-kata Prof. Dr Muhaya, seorang doktor mata terkenal di Malaysia yang juga terkenal sebagai pakar motivasi. Menurut Prof Dr Muhaya, jika kita mempunyai mata lebah maka kita akan mencari yang elok dan baik. Jika kita mempunyai mata lalat kita akan mencari perkara buruk dan tidak baik. Menurut saya anda mempunyai mata lebah kerana melihat dan mencari perkara yang baik semasa di Malaysia. Juga anda mencerminkan status penuntut berpelajaran tinggi dan muslimah berperibadi tinggi. Terimakasih. Salam dari Malaysia.
LikeLike
Wa’alaikumussalam, terima kasih for your nice comments 🙂 Salam juga dari Indonesia
LikeLike
hi salam kenal.. sy tertarik mengambil program studi d iium.. namun status sy bekerja d malaysia..jd sy rencana ambil studi yg part time sabtu minggu..yg ingi sy tanyakan apakah boleh utk ambil studi part time.. krn sy dengar jk ingin studi d malaysia hrs full time.. namun sy hny ambil yg diploma sabtu minggu..blh mnt tlg ditanyain ke temannya yg kuliah d iium..dan jikalau boleh bs mnta kontak untuk pendaftarannya.. sy minat diploma islamic study..krn sy sudah cb email ke pihak kampus namun tdk/blm ada balasan sd sekarang. terimakasih
LikeLike
LRT/MRT adalah sistem yang berbeza… MRT ( Mass Rapid Transit ) struktur kereta lebih besar berbanding LRT… MRT di Malaysia belum ada lagi ketika itu… manakala LRT ( light Rapid Transit 0 pula struktur keretanya lebih kecil… sebagaimana yang dinaiki.. tetapi tujuannya sama sahaja iaitu memindahkan penumpang ke satu tempat ke tempat yang lain…. manakala KLIA pula memang betul tidak ada jalur LRT tetapi KLIA telah mempunyai jalur ERL ( KLIA Transit dan Ekspress ) yang menghubungkan KLIA ke KL Sentral…
LikeLike
Waah terima kasih atas penjelasannya. Ketika itu saya baru pertama kali menginjakkan kaki di Malaysia jadi belum terlalu paham perbedaan MRT dadn LRT, saya kira sama, karena fungsi dan bentuk fisiknya yang serupa, tapi ternyata berbeda yaa 🙂 thanks for your info
LikeLike
Jadi pengen berlibur ke malaysia, lihat bangunannya indah-indah banget,,,
LikeLike
iya mba, deket pula
LikeLike
Tiket koinnya unik yah? Hmmm 😀
LikeLike
hehe iya menurut aku unik sekali 😛
LikeLike